Tualang- Puluhan Alumni Sastra Melayu FIB Unilak gelar diskusi audio visual di desa Tualang tepatnya di Wisata Tolok Jangkang, Jumat (12/6). Hadir dalam kesempatan itu, salah seorang Dosen FIB Unilak, Jefri al Malay sebagai salah seorang pemantik diskusi. Selain itu, acara diskusi diramaikan generasi muda penggiat audio visual yang ada di desa Tualang. Tema yang mereka usung dalam diskusi tersebut adalah, Konsep Audio Visual Dalam Rangka Mengembagkan Budaya Melayu.
Sembang yang digelar di bawah rindang pohon itu, hanya beralaskan tikar, ditemani kopi dan teh dalam keteduhan suasana di salah satu tempat wisata di desa Tualang. Disebutkan salah seorang penggiat Wisata Tolok Jangkang, Ohan tempat wisata yang kini mulai diminati oleh masyarakat itu, dimulai dari sebuah mimpi, kemudian ada usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh para pemimpi untuk mewujudkannya. “Tak ada yang tak mungkin diwujudkan, bila kita bersama dan mau berusaha. Orang-orang di luar sana bisa, kenapa pula kita tidak,” ujarnya dalam diskusi tersebut.
Lebih jauh dikatakannya, saat ini, tim sedang berusaha keras agar fasilitas hiburan dan pemandangan terus digesa dengan cara menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Bahkan untuk melecut semangat para pelaku seni yang ada di Desa Tualang, pihak Wisata Tolok Jangkang, juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi pelaku seni untuk menggelarkan keseniannya di tempat wisata tersebut.
Selari dengan hal tersebut, Jefri selaku salah seorang pemantik menyebutkan bahwa tak diragukan lagi, ada banyak potensi di desa Tualang baik SDM seni budaya maupun SDA yang ada dapat dikemas dalam bentuk audiovisual yang kemudian dijadikan konten di sosial media.
“Ini saatnya kita memperkenalkan potensi-potensi lokal yang kita punya kepada dunia luar. Tidak ada kata terlambat untuk itu. Apalagi, pelaku seni budaya di desa Tualang ini terbilang banyak sekali baik di bidang music, tari, filem, dan lain-lain. Maka, saya yakin sekali, tidak mungkin kita kehabisan ide untuk mengemas itu semua menjadi konten-konten yang menarik,” ujar Wakil Dekan III, FIB Unilak tersebut.
Jefri juga terkejut karena yang hadir dalam diskusi yang diaja, ternyata ada banyak komunitas dan tim yang sudah punya akun di laman Youtube, dan semuanya rata-rata sudah membuat pilihan atas konten-konten yang mereka tawarkan. “Nah, inilah kesadaran yang patut dipelihara. Kesadaran akan potensi dan kesempatan yang dimiliki untuk mengemas semuanya menjadi proses kreatifitas. Karena masing-masing daerah punya potensinya masing-masing, dan keberagaman potensi itulah kekayaan budaya Indonesia sesungguhnya, “ ujar jefri.
Dicontohkan Jefri beberapa potensi yang nyata di desa Tualang, diantaranya Wisata Tolok Jangkang yang berada di bibir Sungai dengan keaslian pepohonan dan sentuhan-sentuhan artistik oleh pihak penyelenggara, keunikan bahasa, ragam seni budaya, nilai-nilai kehidupan keseharian, kesemua itulah yang kemudian patut digali, dikemas, dikembangkan menjadi informasi-informasi yang perlu dikabarkan kepada khalayak luar. “Tinggal lagi, bagaimana kita sama-sama membangun kesadaran untuk sama-sama pula memajukan konten yang kita punya. Inilah modalnya, bekerjasama, konsekwen dan kontunitas tetap terjaga dan terplihara,” lanjut Jefri.
Berbagai masukan kemudian menyala dalam diskusi tersebut. Bahkan salah seorang peserta yang berasal dari siswa SMA, meminta kepada para peserta diskusi untuk membuat grup WA guna melanjutkan diskusi-diskusi terkait dengan upaya memajukan konten audiovisual yang memang sudah mereka jajaki sebelumnya. Hal itu pula disepakati bersama oleh forum, karena semua menyadari, pekerjaan kreatifitas sepatutnya tidak boleh berhenti dan memerlukan ruang untuk selalu berbagi dan bertukar pikiran agar lecutan semangat tidak pernah padam.
![]() Kamis, 02 Jul 2020, 09:59:45 WIB, Dibaca : 771 Kali |
![]() Rabu, 24 Jun 2020, 10:32:47 WIB, Dibaca : 321 Kali |