Muhammad Kafrawi, S.S., M.Sn.
Galeri Pimpinan
Muhammad Kafrawi, S.S., M.Sn

Dekan
Dr. Hj. Evizariza, M.Hum

Wakil Dekan 1
Rismayeti, S.Sos., M.IP

Wakil Dekan 2
Jefrizal, S.Hum., M,Sn

Wakil Dekan 3
Qori Islami, S.S.,M.Hum

Kaprodi Sastra Inggris
Drs. Rosman H., M. Hum

Kaprodi Sastra Indonesia
Nining Sudiar, S.Sos. M.IP

Kaprodi Ilmu Perpustakaan
Iik Idayanti., M.Hum

Kaprodi Sastra Melayu
Penelitian
Pengabdian
Agenda

Minggu, 26 Apr 2020, 23:18:57 WIB, 38533 View , Kategori : Unilak

Ket Foto : Dosen Fasilkom Unilak Lasnirijal. Lc.MH

Unilak-Di Ramadhan tahun 2020 atau 1441 H, tidak terbayangkan akan terasa berbeda jauh dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya Wabah Corona yang melanda penjuru dunia dan Indonesia telah merubah kebiasaan kebiasaan ibadah di bulan Ramadhan. 

Selama Ramadhan Redaksi Unilak.ac.id akan menyajikan tanya jawab berbagai hal. Langsung diasuh oleh dosen Universitas Lancang Kuning. Di rubrik perdana ini tanya jawab di asuh oleh dosen Fasilkom Unilak Lasnirijal. Lc. MH.

1. Apa Ayat Al- Quran Yang Mewajibkan Puasa?

Perintah wajib Puasa disebutkan dalam Al quran, surat Al Baqarah ayat 183, selanjutnya ayat 184,185,186 dan 187 menerangkan tentang hal-hal yang berkaitan tentang kewajiban berpuasa itu.
Ayat 183: Ya  ayyuhallazina amanu kutiba alaikumus-siyamu kama kutiba alallazina ming qablikum la'allakum tattaqun.

Artinya "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.".

Setelah ayat ini turun, puasa menjadi wajib bagi umat muslim, berapa lama puasa itu yang diwajibkan? ayat selanjutnya menerangkan: Yaitu: Ayyamam ma'dudat
artinya : dalam beberapa hari yang tertentu.

Hari tertentu itu adalah bulan Ramadhan. Artinya selama Ramadhan sebulan penuh diwajibkan bagi kaum muslimin berpuasa. Allah SWT yang maha Arrahman, maha Arrahim,ketika mewajibkan amalan kepada umat manusia tidaklah mewajibkan sesuatu yang manusia tidak sanggup memikulnya, melainkan kewajiban yang mudah untuk dijalankan. jika dibulan itu ada halangan bagi kaum muslimin menjalan puasa maka Allah memberikan keringan kepada mereka dan disebutkan dalam ayat 184 : wa 'alallazina yutiqunahu fidyatun ta'amu miskin,.

yang tidak sanggup menjalankannya (berpuasa) maka diwajibkan sebagai pengganti membayar fidiyah yaitu  memberi makan seorang fakir miskin setiap sehari puasa yang ditinggalkan karena berhalangan.

Ayat selanjutnya 185 disebutkan bahwa Ramadhan itu di tentukan dengan rukyah. : fa man syahida mingkumusy-syahra falyasum-h. 
artinya siapa saja yang menyaksikan diantara kalian datangnya bulan itu, maka berpuasalah. 

Untuk itu mulainya Ramadhan itu ditetapkan dengan rukyiah, dengan melihat bulan. hisab juga berlandaskan kepada rukyah, cuma dengan penghitungan yang tetap.

Ayat 186, Allah SWT menyebutkan : Wa iza sa`alaka 'ibadi 'anni fa inni qarib, 
Apabila hambaku bertanya tentangku, maka jawablah bahwasanya aku ini dekat, tujuannya ayat ini adalah menyuruh kita banyak dan selalu berdoa, Allah dengarkan dan Allah kabulkan doa kita karena Allah dekat dan maha mendengar. Berhubungan dengan Ramadhan banyaklah berdoa kepada Allah di bulan ini.

ALLAH mengatakan:   falyastajibu I walyu’minu bi la’allahum yarsyudun
artinya: maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Ayat 187 menjelaskan tentang Itikaf di bulan Ramadhan.

2. Bagaimana Pandangan Ulama Ulama Terdahulu Tentang Puasa di Saat Wabah?

Luar biasa sebenarnya kesempatan untuk beribadah dengan berupaya mendapatkan pahala yang besar yang mungkin tidak didapatkan di masa tidak ada corona, maksudnya di bulan Ramadhan, karena beberapa dalil menyebutkan seperti Hadits Nabi SAW yang di riwayatkan oleh Imam Muslim:

Kita kaji tentang hijrah ini betapa besar pahalanya. Hijrah di zaman nabi Muhammad SAW adalah sebagai puncak keimanan kaum muslimin atau para sabahat kepada ALLAH SWT dan kepada RasulNya, tidak semua orang mampu melakukannya, mereka semua meninggalkan harta bendanya, nama baik, keluarga dan menuju kepada tempat yang belum ada jaminan mereka untuk lebih baik daripada sebelumnya. Tidak hanya semata untuk sekedar menyelamatkan nyawa pribadi, tetapi lebih dari itu yaitu untuk agama Allah. artinya ibadah dibulan atau di masa musibah corona ini semoga mendapatkan pahala yang besar sebagaimana pahala hijrah, yang itu adalah puncak dari iman para sahabat di zaman Nabi.

3. Apakah Ada Kejadian di Masa Nabi/Sahabat Nabi, Puasa di Masa Wabah?

Sebenarnya wabah ini tidak hanya terjadi di zaman kita sekarang, tetapi sudah banyak di zaman-zaman sebelum kita. Baik dimasa islam bahkan dimasa sebelum masehi. Dengan korban nyawa yang sangat banyak sekali di waktu itu.

Para sejarawan mencatat wabah di  masa-masa Islam, seperti; Wabah terjadi di daerah Syam/Palestina, terjadi pada tahun ke-8 hijriyah, dimasa ini dua orang pemimpin muslim di daerah itu meninggal dunia karena wabah. Mereka adalah sahabat nabi yang sangat mulia.  yaitu, Abu Ubaidah bin Jarwah dan Mu’az bin Jabal Radhiyallahu ‘anhuma. Mereka berdua sempat mengatakan bahwa wabah itu adalah sebagai rahmat ALLAH dan akhirnya mereka terkena wabah dan meninggal dunia. 

Ketika kepemimpinan Syam selanjutnya dipegang oleh sahabat Rasul Amru bin Ash, dia menyuruh warga untuk berpencar ke bukit-bukit keluar dari kampung, akhirnya dengan ijin Allah wabah hilang dari negeri itu. Setelah keputusan Amri bin Ash ini dilaporkan kepada khalifah Umar bin Khatab, Umar tidaklah mencela/melarang apa yang dilakukan oleh Amru bin Ash, artinya apa yang dilakukan benar.

Di tahun 395 H wabah juga pernah terjadi di benua Afrika tepatnya daerah Tunisia. Saat ini juga memakan korban yang sangat banyak sekali, dimasa wabah itu masjid-mesjid sempat dikosongkan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit.
Tha’un pernah juga terjadi di Andalusia/Spanyol, ketika dipimpin umat muslim pada tahun 448H, waktu itu wabah tha’un sangat banyak memakan korban dan masjid-mesjid juga ditutup. Tahun 449H terjadi di daerah Khufah, di masa wabah ini sampai-sampai orang-orang muslim membakar anjing untuk dimakan karena tidak adalagi yang lain untuk dimakan. Kemudian juga terjadi pada bulan Ramadan tahun 749H di Mesir, memakan korban hampir 2/3 rakyat Mesir meninggal karena begitu banyaknya yang meninggal.

4. Bagaimana Sikap Kita (umat) Berpuasa di Saat Wabah?

Di saat wabah corona, sebenarnya puasa tidak ada bedanya sebelum wabah dan ketika di masa wabah  hanya beberapa ibadah yang mulia di bulan Ramadhan tidak lagi kita lakukan seperti biasanya, seperti tarawih berjemaah di mesjid sekarang ditiadakan lagi, berbuka bersama, tidak ada lagi dan di bulan Ramadhan biasanya perbanyak silaturahmi sampai mudik lebaran saling berkunjung berbuka besama dan hal-hal itu tidak lagi dibeolehkan.

Tarawih tidak wajib dilakukan di mesjid dan tidak wajib berjemaah, akan tetapi rugi kalau kita tinggalkan. Nabi SAW juga tidak penuh  tarawih selama Ramadhan di masjid, yang berinisiatif tarawih di masjid itu justru sahabat Nabi yaitu Umar bin Khatab, untuk itu kita tidak berkurang nilai ibadah kita maupuan kuantitas tarawih kita di masa corona di masa Ramdhan kita ganti tarawih  selama ini di mesjid dengan dirumah bersama kelurga justru ini sunnah nya, justru kita menjaga nyawa manusia.

Dengan banyak ibadah dirumah semoga rumah menjadi seakan-akan bercahaya sebagaimana nabi SAW mengatakan; “Cahayailah rumah kalian  itu dengan shalat dan bacaan Al Quran”.
Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW mengatakan (maknanya) “meninggal pun kita dalam berdiam diri dirumah, manjaga diri, kita menjaga keluarga dari tertular wabah, maka sama seperti kita meninggal dalam keadaan syahid di jalan Allah SWT.

5. Saran Ustad Bagi Mahasiswa Unilak dan Civitas Akademika?

Saya berpesan kepada diri saya sendiri dan juga bagi seluruh mahasiswa Unilak, agar di bulan mulia ini kita tetap beribadah dengan maksimal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui wabah ini seakan-akan Allah berpesan dan menunjukkan bahwa Dialah yang Maha mampu, tidak ada kekuatan yang lebih kuat dari Allah. Jangan pernah meninggalkan rasa, bahwasanya Allah memantau segala perbuatan kita, saatnya kita bertaubat, kita sesali kelalaian selama ini, perbanyak ibadah kepada Allah, kurangi hal-hal yang melalaikan dari Ibadah, kurangi waktu untuk kita berleha-leha dan kita buatlah jadwal dalam sehari targetkan Ibadah wajib tidak tertinggal, ibadah sunnah lebih banyak lagi, baca Al 1juz, 2 juz sampai 5 juz sehari dan cobalah menghafal surat-surat pendek minimal satu ayat dalam sehari, berdoalah yang banyak di waktu waktu mulia, diantaranya sebelum berbuka puasa, sahur dan setiap selesai shalat, Kita ini banyak kebutuhan yang harus kita minta kepada Alllah SWT.

 



Wakil Rektor III Unilak Berharap Unilak Archery Club Lahirkan Atlet Panahan Nasional
Sabtu, 23 Mar 2024, 11:13:47 WIB, Dibaca : 330 Kali
Taman Kehati Unilak-PHR Raih Rekor Muri
Selasa, 19 Mar 2024, 16:25:31 WIB, Dibaca : 333 Kali
Magister Akuntansi Resmi Berdiri di Unilak, Pendaftaran Mahasiswa Baru Telah dibuka
Sabtu, 16 Mar 2024, 09:07:52 WIB, Dibaca : 451 Kali

Tuliskan Komentar
Galeri Dosen & Karyawan
Sekilas Info
Statistik Pengunjung
Pengguna Online 2
Pengunjung Hari ini 90
Hits hari ini 237
Total Hits 163312
Total pengunjung 71699